Tebuireng – Tokoh-tokoh pesantren memiliki peran penting, termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah KH. Syansuri Badawi. Kyai Syansuri Badawi merupakan murid langsung pendiri Nahdlotul Ulama, KH Hasyim Asy’ari. Selain itu, merupakan Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng Jombang ke-3, yang saat itu masih bernama Institut Keislaman Hasyim Asy’ari (IKAHA). Kyai Syansuri menjabat rektor pada tahun 1985 sampai 1997.
Dalam salah satu kesempatan, Dosen Unhasy Drs. HA Cholid Ali menceritakan, semasa menjadi rektor, Kyai Syansuri mencontohkan secara langsung urgensi menuntut ilmu. “Dulu, Yai Syansuri ketika berangkat nyantri ke Tebuireng itu jalan kaki dari Cirebon. Yai Syansuri dalam hal mutholaah kitab dan keilmuan juga sangat luar biasa. Setelah mengajar atau memberi kuliah, atau setelah pengajian di masyarakat, ketika pulang beliau mutholaah kitab. Bagi Yai Syansuri kitab menjadi menu yag sangat nikmat,†tutur Drs. Cholid Ali yang juga menantu Yai Syansuri.
Lebih detil jejak rekam perjalanan Kyai Syansuri badawi dicatat oleh Cholidi Ibhar, santri yang menangi Kyai Syansuri. Banyak pemikiran-pemikiran dan juga uswah yang dipaparkan oleh Cholidi. Mulai dari teladan dalam menuntut ilmu (thalab al ilm) sampai urusan politik. Catatan-catatan tersebut dibukukan dalam buku biografi Mengais Keteladanan Kiai Syansuri Badawi karya Cholidi Ibhar. Catatan tersebut menjadi dokumentasi perjalanan dan berbagai pemikiran Kyai Syansuri yang jarang ditemukan sumbernya secara tertulis.
Dalam salah satu catatannya, Cholidi menulis, “Masya Allah, betapa sulitnya mencari tahu profil Dr. KH. Syansuri Badawi. Di google-pun nama beliau hanya terselip di antara tulisan panjang mengenai Pagar Nusa dan yang lebih panjang berita ihwal wafat beliau. Selebihnya, tak ada uraian lainnya, apalagi yang menarasikan pemikiran beliau yang cerdas dan mencerahkan.â€
Buku Biografi tersebut akan dibedah dan diulas di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada hari Selasa (10 Oktober 2017), pukul 12.00 WIB.
Selain penulis buku Cholidi Ibhar, turut membedah buku Dr. KH Musta’in Syafi’i (Pesantren Tebuireng), KH Syafi’ Rofi’i (Politisi PKB dan alumni TBI), dan Drs. KH Hafidz Ma’soem (Ketua MPW PPP Jatim sekaligus Wakil Ketua Yayasan Universitas Hasyim/UNHASY). (rob)