Humas Unhasy– Dalam acara Ipang Wahid Gas Pol “Unhasy Hijrah Menuju Hijrah, yang dilaksanakan pada Sabtu (24/05/2025) di Aula Lantai 3 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang, Gus Ipang Wahid memberikan gambaran transformasi yang sukses menuju keberhasilan.

Putra KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah itu memberikan contoh apa yang dilakukan oleh negara Rwanda di Afrika yang sebelumnya merupakan negera konflik etnis yang merengut 800 ribuan jiwa, hingga menjadi kekuatan ekonomi baru di kawasan Afrika. Rwanda telah melakukan penenaman mindset rekonsiliasi, kebangkitan kolektif dengan identitas tungga “Rwanda”, budaya target dan akuntabilitas, gotong royong, dan slogan ‘We don’t beg, we build (kita tidak meminta-minta, tetapi kita menciptakan)’, jelasnya.

Dengan menerapkan mindset, disiplin, transformasi digital, kolaborasi, dan konsisten, Rwanda mampu bertransformasi menjadi negara dengan GDP dari 750 juta Dolar AS ke 14,5 Milyar Dolar AS. Ekonominya tumbuh dadri 7-8% pertahun dengan inflasi hanya 4% dan Pendapatan Perkapitanya naik dari 112 Dolar AS ke 1.100 Dolar AS. Bahkan Kemiskinan menurun dari 77% ke 38%.

Melihat fakta-fakta Rwanda itu, Gus Ipang memberikan gambaran bahwa sekelas negara saja mampu untuk merubah diri menjadi jauh lebih baik, apalagi hanya setingkat kampus yang cakupannya tidak begitu luas. “Kita seharusnya bisa jauh melompat lebih baik. Harus yakin agar dapat sampai pada target. Target tidak pernah dicapai dengan jalan lurus, tapi muter-muter,” tandasnya.

Ipang Wahid menjelaskan bahwa Unhasy tidak semata membangun fisik, tetepi sedang menanamkan values (nilai). Untuk itu ia mengutip ungkapan KH. M. Hasyim Asy’ari bahwa derajat seseorang diukur dari ketakwaannya. Takwa menurutnya di dunia modern dapat diindikatori oleh 3 hal yaitu kepedulian, integritas, dan kesungguhan. “Karena itulah, Mbah Hasyim tidak dikenal karena gelarnya. Beliau dikenang karena pemikiran, prilaku, dan akhlaknya,” tambah alumnus The Art Institute of Seattle Washington DC Amerika Serikat itu. (Abror/Humas Unhasy)