Menuju Unhasy yang Unggul, Gus Ipang Berbagi Wawasan tentang Mindset dan Karakter

Menuju Unhasy yang Unggul, Gus Ipang Berbagi Wawasan tentang Mindset dan Karakter

H. Irfan Asy’ari Sudirman Wahid, atau yang biasa dikenal dengan Gus Ipang Wahid mengisi seminar bertajuk Unhasy Hijrah Menuju Izzah pada Sabtu, (24/05/2025). Seminar yang diadakan di aula gedung A ini hanya memiliki kuota 300 peserta dari seluruh mahasiswa di Unhasy. Degan dihadiri oleh jajaran rektorat dan birokrasi Unhasy, seminar ini berlangsung meriah dan lancar.
Dalam sesi seminar, Gus Ipang memberi pembuk yang cukup berkesan. Terkait perubahan besar-besaran yang dilakukan oleh Unhasy dalam kurun waktu tiga bulan ini, Rektor dan pimpinan Unhasy tidak hanya merenovasi kampus. Namun, menurutnya, hal tersebut menjadi modal awal untuk membentuk karakter yang kuat.
“Kita ambil contoh kasus tranformasi Rwanda. Dulu menghadapi kasus genosida terparah tapi sekarang Rwanda bisa menjadi negara tebersih, ekonominya maju, dan membangun kembali identitas nasionalnya,” lanjut Gus Ipang.
Gus Ipang kemudian menambahkan bahwa langkah-langkah yang diambil Rwanda dalam membangkitkan kembali negaranya bisa dijadikan dorongan motivasi oleh mahasiswa. Diantaranya adalah menanamkan mindset rekonsiliasi atau pemulihan setelah konflik, membangkitkan identitas ‘Rwandan’ secara kolektif dan tunggal, membiasakan budaya target dan akuntabilitas, menggalangkan gotong royong besar-besaran secara nasional, serta mencanangkan slogan We don’t beg, we build.
“Apa poin penting yang bisa diambil? Mindset, sudah jelas. Ketika mindset sudah terbentuk maka kita akan menjadi pribadi yang disiplin. Kalau dua itu sudah terpenuhi maka kita akan siap menghadapi dan mengikuti tranformasi digital yang membuat manusia memiliki sikap kolaboratif hingga bisa konsisten dalam menghadapi perubahan,” jelasnya.

Dalam gempuran viralitas dimedia sosial yang lebih mengedepankan gaya dari pada makna, adanya karakter sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana values yang sebenarnya diupayakan bersama. Hal ini perlu diperhatikan dalam menghadapi perubahan, sebab kebanyakan upaya diukur dari gaya atau tren yang sedang diikuti oleh massa. Sedangkan hal tersebut sangat bertolak belakamg dengan upaya perubahan yang dilakukan.
“Yang perlu kita ketahui dan kita ingat, Unhasy tidak semata sedang membangun fisik, namun juga menanamkan values. Jangan pernah sekali-kali menelan viralitas dengan mentah-mentah. Justru kita harus menyaring hal-hal seperti itu agar tidak meruntuhkan values yang sedang kita bangun,”
Disisi lain, Gus Ipang menafsirkan makna taqwa secara universal dalam sisi modernitas. Taqwa yang saat ini perlu dikembangkan adalah mengenai kepedulian atau kepekaan, integritas, dan juga kesungguhan. Mengapa demikian? Karena ketika telah melewati tiga hal tersebut, manusia akan menjadi pribadi yang luar biasa dengan mindset dan karakter yang hebat. Perkembangan digital dunia harus diimbangi dengan spiritual. Manusia perlu arah dan pegangan dalam arus informasi yang tersebar dengan cepat.
Sebagai Master of Perception Engineering Indonesia, Gus Ipang telah menyiapkan core value Unhasy secara menarik. Diantaranya adalah inovatif, solutif, adaptif, dan kepedulian. Sikap-sikap tersebut akan membantu untuk lebih siap dalam menghadapi tantangan perubahan. Sehngga hal itu akan menjadikan perubahan positif yang lebih terarah dengan tetap mempertahankan values.
“Mahasiswa akan mejadi unggul dan relevan diera digital. Mereka akan berperan sebagai agen perubahan sosial dan ekonomi dengan hidup yang penuh arti. Bukan sekedar lulus kuliah tapi juga siap kerja atau mungkin juga menciptakan lapangan kerja sendiri.” terangnya.
Sementara itu, acara seminar yang diselemggarakan oleh Univesitas Hasyim Asy’ari ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. H. Haris Supratno selaku rektor Unhasy. Prof. Haris juga mengungkap bahwa dalam menyikapi perubahan kita harus bersiap untuk menghadapinya. Hal tersebut dikarenakan luasnya dampak yang ditimbulkan dari adanya perubahan, baik dampak positif atau pun dampak negatif.
“Harapan saya, semoga setelah materi seminar ini dipaparkan dapat memberi motivasi dalam menghadapi suatu perubahan. Sehingga Unhasy menjadi semakin bertumbuh ke depan dan bisa eksis ditingkat nasional ataupun internasional,” pungkas Prof. Haris.

BEM Unhasy dan Aswaja Center Tebuireng Berkolaborasi dalam Diklat Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren

BEM Unhasy dan Aswaja Center Tebuireng Berkolaborasi dalam Diklat Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren

Humas Unhasy– Diklat Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren Angkatan ke-10 sukses digelar di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang. Dengan menggandeng tim Aswaja Center Tebuireng dan tim Tebuireng Training Quantum Adabul Alim Wal Muta’allim (T2QA), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhasy bekerja sama dalam menyongsong diklat tersebut. Acara ini diselengarakan di Aula gedung A Unhasy selama dua hari, yakni mulai Selasa (27/05/2025) hingga Rabu (28/05/2025) mendatang.

Diklat pendidikan karakter ini mengusung tema “Meneladani dan Mengimplementasikan Pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari”. Beberapa tim yang turur hadir dalam pembukaan diklat ini adalah Ustadz Abdul Malik S.Ag., S.Pd.I., KH. Chamin Kohari. M.Pd.I., Dr. Ahmad Ubaidi Hasbillah S.TH.I. M.A, Dr. K.H. Achmad Roziqi, LC., M.H.I, dan Gus Abdul Manan. Sementara peserta diklat yang berjumlah 24 berasal dari mahasiswa Unhasy dan beberapa dari eksternal, seperti Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Urwatul Wutsqo (STIT UW) Bulureji, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Pemkab Jombang.

Ustadz Abdul Malik S.Ag., S.Pd.I., selaku ketua Aswaja Center Tebuireng dalam sambutannya menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal-hal yang melatarbelakangi adanya diklat tersebut. Di antaranya adalah karena perkembangan zaman yang begitu cepat sehingga semakin mendorong keinginan untuk kreatif dalam menyajikan sesuatu dengan baik. Kemudian menyajikan pesan-pesan Hadratussyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari secara efektif dan efisien, merespon adanya degradasi moral yang semakin marak, menggali dan mengeluarkan potensi yang dimiliki pasantren, melakukan upaya inovasi kitab-kitab dalam bentuk lain dengan mengambil tradisi baru yang lebih baik, serta sebagai aksi nyata mensyiarkan karya Hadratusysyaikh, terkhusus kitab Adabul ‘Alim wa al-Muta’alim.

“Tentu ada visi dan harapan dalam melangsungkam diklat ini. Untuk itu, kami dari tim Aswaja Center Tebuireng mulai tahun 2024 hingga 2028, in syaa Allah akan terus melaksanakan diklat ini,” terang ketua Aswaja Center Tebuireng.

Wakil Rektor III Unhasy, Chamdan Mashuri S.Kom., M.Kom. juga menyetujui pemikiran ketua Aswaja Center Tebuireng. Menurutnya, pendidikan karakter sangat penting di era globalisasi dan modernisasi yang mengalami degradasi moral. Lebih lanjut, ia menambahkan jika values kita adalah karakter seperti yang pernah dibahas oleh Gus Ipang dalam seminar beberapa hari yang lalu.

“Makanya dikemas dalam bentuk diklat, bukan seminar atau workshop. Karena pasti ada satu profil yang sangat penting untuk memperbaiki katakter,” ungkap Warek III tersebut.

Saat memasuki acara inti, peserta dibekali materi pembuka oleh Dr. K.H. Achmad Roziqi, LC., M.H.I, selaku keynote speaker dalam diklat. Setelah itu para peserta dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan tiga hingga empat peserta. Setiap kelompok diberi satu bab pembahasan dan modul yang disiapkan panitia. Mereka diminta untuk menuliskan poin-poin penting dalam kertas karton yang nantinya akan dipresentasikan satu persatu kelompok. Dari presentasi tersebut akan dibuka sesi tanya jawab, dan tim Aswaja Center akan memandu jalannya diskusi interaktif tersebut.

Najih Akbar Ismail, selaku ketua pelaksana diklat sangat mengapresiasi atas persiapan dari semua pihak. Ia juga berterima kasih kepada peserta yang telah bersedia mengikuti diklat ini.

“Semoga acara ini nantinya menjadi acara yang berkelanjutan,” pungkasnya saat sambutan. (Helfi/Humas Unhasy)

Mahasiswa Teknik Mesin Unhasy Belajar Sambil Praktik dengan Servis Motor Gratis 

Mahasiswa Teknik Mesin Unhasy Belajar Sambil Praktik dengan Servis Motor Gratis 

Humas Unhasy– Tebuireng, 27 Mei 2025 – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Teknik Mesin Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat kampus melalui program “Servis Sepeda Motor Gratis”. Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu sekaligus berbagi manfaat dengan sesama. 

Bertempat di area parkir Gedung B dan C Kampus Unhasy, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas antusias memanfaatkan layanan ini. Tak hanya mahasiswa, dosen, staf, hingga pengemudi ojek online pun turut serta. 

“Kami sengaja membuka layanan untuk seluruh warga kampus karena ini adalah bentuk pengabdian kami sekaligus latihan sebelum magang,” ujar Febby Adriyansah, Ketua HMP Teknik Mesin. 

Adapun layanan yang diberikan meliputi, penggantian oli, pembersihan karburator, penyetelan rantai, dan penggantian lampu kendaraan. Jasa yang dilakukan tidak dipungut biaya. Namun, jika ada yang ingin mengganti oli, dapat membeli oli yang disediakan oleh mereka.

Para teknisi dalam kegiatan ini adalah mahasiswa semester 2 dan 4 yang sedang mempraktikkan ilmu permesinan. Dengan bimbingan dosen dan dukungan sponsor, mereka bekerja profesional layaknya bengkel resmi. 

“Saya sudah dua kali ikut program ini, dan hasilnya memuaskan. Motor saya lebih lancar setelah diservis,” tutur Arisni, salah satu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan yang memanfaatkan layanan ini. 

Meski sempat terguyur hujan, semangat para teknisi tak surut. Febby berharap kegiatan ini bisa lebih sering diadakan, tidak hanya sekali setahun.

“Selain melatih skill mahasiswa, program ini juga jadi cara kami memperkenalkan Prodi Teknik Mesin kepada masyarakat,” pungkasnya. 

Dengan antusiasme tinggi dari peserta dan dukungan penuh kampus, kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan cakupan yang lebih luas di masa mendatang. (Bakhit, sumber: tebuireng.online)

Unhasy Luncurkan Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Unhasy Luncurkan Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Humas Unhasy– Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang memiliki dua core utama di dalam penyelenggaraan pendidikannya, yaitu kepesantrenan dan kewirausahaan. Dalam ranah kepesantrenan Unhasy memiliki ciri khas utama yaitu Pemikiran Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Inilah yang menjadi ciri khas Unhasy sehingga perlu diperkuat di ranah intelektual dan keilmuan.

Maka untuk mendukung langkah-langkah di dalam mempelajari, memperdalam, menghayati dan menginternalisasi Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ke dalam ranah akademik Unhasy meluncurkan Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari (PKPHA). Peluncuran tersebut dilaksanakan bersamaan dengan diadakannya seminar dan bedah buku karya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Machfudz, “Pemersatu Umat Islam Indonesia” terbitan Pustaka Tebuireng pada Senin (26/05/2025) di Aula lantai 3 Gedung A Fakultas Agama Islam (FAI) Unhasy.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II menyampaikan bahwa adanya acara ini merupakan momentum untuk “hijrah menuju izzah” yang sesungguhnya. “Profil unggulan yang sedang kita jalankan sekarang ada dua, yakni pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari dan Kewirausahaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Aminuddin menambahkan jika kedua hal tersebut selalu dipertanyakan ketika akreditasi. Sehingga setelah dirundingkan bersama dengan rektor Unhasy, terbitlah keputusan untuk mendirikan sebuah pusat kajian pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari sebagai unit tersendiri di bawah naungan Unhasy.

Pak Amin, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa dulu PKPHA diprakarsai oleh Pengasuh ke-7 Pesantren Tebuireng, Alm. KH. Salahuddin Wahid dan diketuai oleh Alm. Dr. Mif Rohim. Namun selepas keduanya berpulang, Rektor Unhasy, Prof. Dr. H. Harus Supratno, mendirikan PKPHA kembali di Unhasy mewarisi apa yang telah ditinggalkan untuk dikembangkan secara akademik.

Peluncuran PKPHA ini, ditandai secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Machfudz, didampingi Wakil Rektor II, Dr. H. Abdullah Aminuddin Aziz, Wakil Rektor III, Ir. Chamdan Masyhuri, S.Kom., M.Kom., Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Dr. Jasminto, M.Ag., M.Pd.I., Ketua PKPHA, Muhammad Abror Rosyidin, M.Pd., Ketua Ikatan Alumni Unhasy Demisioner Dr. KH. Hanifuddin, beberapa anggota PKPHA, dosen pengampu mata kuliah Pemikiran Hadratussyaikh dan beberapa dosen lainnya.

Sebelum pemukulan Gong, Gus Kikin, sapaan akrab KH. Abdul Hakim Machfudz mengutarakan harapan agar pusat kajian ini nantinya dapat menjadi unit di bawah naungan Unhasy yang betul-betul dapat mengkaji dan mengembangkan pemikiran Hadratussyaikh agar mahasiswa-mahasiswa dan civitas Unhasy agar tidak sampai luput tidak memahami sosok yang namanya dijadikan sebagai nama kampus.

“Dengan mengucapkan Bismillah, Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari diresmikan,” ucap Gus Kikin sebelum memukul gong yang disambut tepuk tangan riuh peserta.

Ketua, PKPHA yang ditunjuk oleh Rektor Unhasy, Muhammad Abror Rosyidin, M.Pd., ketika diwawancarai oleh tim Humas Unhasy, menjelaskan bahwa ia merupakan anggota tim tersebut sejak berada di bawah naungan Pesantren Tebuireng bersama Gus Sholah. Ia menegaskan bahwa ini murni merupakan keinginan Rektor yang menganggap penting unit ini didirikan di Unhasy untuk mempelajari, mengkaji, mengembangkan, memperdalam, menghayati, dan menginternalisasi ajaran dan pemikiran Hadratussyaikh.

“Ini warisan yang harus terus dijaga, Pak Rektor dan Pak Warek II merasa perlu di Unhasy ada Pusat Kajian ini. selain karena kebutuhan akreditasi, sebenarnya lebih jauh lagi, ini adalah tugas akademik, tugas intelektual, dan tugas ilmiah sebagai akademisi di Unhasy. Bukan tugas yang ringan bagi kami,” ungkap dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) itu.

Ia juga mengakui bahwa ia tidak akan sendirian untuk menjalankan roda PKPHA, ia dibantu oleh beberapa anggota lama tim PKPHA dari unsur dosen Unhasy, semisal, pakar filsafat dan kajian kepesantrenan, Dr. Jasminto, M.Ag, Pakar hadis dan fikih, Dr. Ubaidy Hasbillah, M.Th.I., pakar manajemen, Dr. H. Abdullah Aminuddin Aziz, Pakar Hukum Islam dan Al-Quran, Masrokhin, M.H.I., dan beberapa anggota yang baru masuk tim, antara lain, Pakar Pendidikan Islam, Dr. H. Khoirul Umam, pakar manajemen pendidikan Islam, Dr. Syamsul Falah, M.Pd.I., Pakar Bahasa Arab, Dr. Fathurrohman, M.Pd., penulis senior Tebuireng, Ahmad Faozan, M.H., dan Yayan Musthofa, M.H.

“Semua anggota tim ini pakar di bidangnya, dan memiliki keilmuan yang luar biasa, saya hanya menjadi jembatan mobilisasi untuk menyalurkan ilmu-ilmu beliau-beliau untuk dicurahkan di PKPHA,” ujar dosen asli produk Unhasy ini.

Soal program kerja, ia tak mau muluk-muluk, karena unit ini merupakan unit baru. “Tak muluk-muluk sih, terdekat kita harus membuat pohon ilmu tentang integrasi dan keterkaitan muldisipliner dan interdisipliner antara semua prodi di Unhasy dengan pemikiran Kiai Hasyim, selebihnya mungkin stadarisasi buku dan bahan ajar materi pemikiran Hadratussyaikh, kualifikasi dosen pemangkunya, serta kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan itu, seperti seminar, bedah buku, bedah film, dll,” jelasnya.

Selain itu, ia juga merasa perlu nanti diformulasikan soal dosen tamu sebagai gayung bersambut dari usulan Gus Ipang Wahid soal itu, terkait dengan materi pemikiran Hadratussyaikh. “Ya tentu kita harus merapatkan dulu, dengan rektorat dan pihak terkait, ke depan mungkin saja sebagaimana harapan Gus Ipang, kita ada dosen tamu, nitiplah nanti yang expert di bidang pemikiran Hadratussyaikh,” pungkasnya. (Helfi/Humas Unhasy).

Perdalam Sosok Hadratussyaikh, BEM Unhasy Bedah Buku “Pemersatu Umat Islam Indonesia” Karya Gus Kikin

Perdalam Sosok Hadratussyaikh, BEM Unhasy Bedah Buku “Pemersatu Umat Islam Indonesia” Karya Gus Kikin

Humas Unhasy– Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang mengadakan acara Seminar dan Bedah Buku “Pemersatu Umat Islam Indonesia” sekaligus Launching Pusat Kajian Pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari (PKPHA). Tepat pada Senin (26/05/2025), seminar dan bedah buku tersebut diadakan di Aula Gedung A Unhasy dengan mendatangkan KH. Abdul Hakim Machfudz selaku penulis buku yang juga merupakan Cicit Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Dr. H. Abdullah Aminuddin Aziz M.Pd.I selaku Wakil Rektor II, Chamdan Mashuri, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor III, bapak ibu dosen, serta para mahasiswa Unhasy dan tamu undangan.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II menyampaikan bahwa adanya acara ini merupakan momentum untuk “hijrah menuju izzah” yang sesungguhnya. “Profil unggulan yang sedang kita jalankan sekarang ada dua, yakni pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari dan Kewirausahaan,” ungkap dosen yang juga masuk dalam salah satu tim PKPHA itu.

Lebih lanjut, Dr. H. Aminuddin menambahkan jika kedua hal tersebut selalu dipertanyakan ketika akreditasi. Sehingga setelah dirundingkan bersama dengan rektor Unhasy, terbitlah keputusan untuk mendirikan sebuah pusat kajian pemikiran Hadratusysyaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari.

Sebelum menuju inti acara, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang lebih mahsyur disapa Gus Kikin diminta untuk melakukan simbolis peluncuran PKPHA Unhasy dengan memukul gong.

Sementara dalam seminar, Gus Kikin menceritakan perjalanannya dalam menciptakan buku tersebut. Buku ini membahas tentang biografi dan gagasan KH. M. Hasyim Asy’ari, sang pendiri Nahdlatul Ulama dan tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan persatuan umat Islam.

“Waktu itu saya masih menyisakan pemikiran, sebenarnya Tebuireng ini apa? Apa yang ditinggalkan Hadratusysyaikh disini? Hingga akhirnya saya menyusuri buku buku beliau,” terang Pengasuh Pesantren Tebuireng tersebut.

Kemudian Gus Kikin membaca dan mempelajari buku-buku karangan Hadratusysyaikh satu persatu. Dengan kegigihannya, Gus Kikin meyakini pasti ada bagian yang menarik di dalamnya. Hingga pada suatu ketika, ada seorang mahasiswa yang menyusun tesis di UIN Jakarta, Ashari El Bahri. Ia kemudian mencetak buku tersebut dan memberikannya kepada Gus Kikim.

“Kebetulan saat itu saya sedang membaca tulisan Hadratusyekh yg menceritakan kondisi umat islam di thn 1912 banyak paham baru masuk ke Indonesia,” lanjut Gus Kikin.

Dalam sesi diskusi, Gus Kikin menekankan pentingnya menyatukan seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Tidak hanya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), tetapi juga mencakup berbagai kelompok, agama, budaya, dan bangsa.

“Bagi saya sendiri, ini merupakan sesuatu yang sangat mahal bisa berada di tengah tengah NU. Bukan hanya sekedar perlu tapi harus ikut berorganisasi dan berkecimpung didalamnya,” tutur Ketua PWNU Jawa Timur tersebut.

Nopran Riyan Agung Saputra selaku ketua pelaksana acara, menyampaikan banyak terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan dan pesertadalam acara tersebut. Ia juga menambahkan bahwa acara ini tidak hanya meningkatkan antusiasme mahasiswa, namun juga masyarakat sekitar. Acara ini dihadiri lebih dari 250 peserta dan undangan, bahkan ada beberapa yang tidak dapat tempat duduk karena sudah penuh. (Helfi/Humas Unhasy).

Grand Opening PEGASUS Unhasy: Komunitas Pengusaha Muda Sukses Masa Depan 

Grand Opening PEGASUS Unhasy: Komunitas Pengusaha Muda Sukses Masa Depan 

Humas Unhasy– Jombang, 25 Mei 2029 – Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang mengukuhkan komitmennya dalam pengembangan kewirausahaan mahasiswa melalui peluncuran resmi komunitas PEGASUS (Pengusaha Sukses Unhasy). Acara grand opening yang bertajuk “Entrepreneur Party” ini digelar secara meriah oleh Pusat Kegiatan Kewirausahaan (PKKU) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhasy di Laboratorium Kewirausahaan kampus setempat. 

Acara yang bengusung tema “Ber-mindset Pengusaha Hebat” ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Unhasy, Ir. Chamdan Masyhuri, S.Kom., M.Kom., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun ekosistem kewirausahaan di lingkungan kampus.  Ia juga menegaskan bahwa adanya PEGASUS ini bisa menjadi wadah yang signifikan memberikan dampak bagi pengembangan wirausaha sebagai salah satu dari dua core utama Unhasy, selain Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari mewakili unsur kepesantrenan.

“PEGASUS hadir sebagai wadah strategis untuk menampung, mengembangkan, dan mempertemukan para pengusaha muda Unhasy, khususnya mereka yang telah lolos dalam berbagai program kewirausahaan seperti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan P2MW (Program Pengembangan Wirausaha Mahasiswa),” jelasnya. 

Lebih lanjut, Wakil Rektor III menyampaikan bahwa kehadiran PEGASUS merupakan bentuk nyata implementasi visi Unhasy dalam pengembangan entrepreneurship di bawah koordinasi PKKU. “Kami berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi pengusaha muda melalui program berkelanjutan, termasuk sharing session rutin yang akan digelar setiap bulan,” tambahnya. 

Sebagai pembicara utama, Sulung Rahman Wiraghani, M.T., memaparkan materi bertajuk “Membangun Kemandirian Kewirausahaan: Peran Penting Intangible Assets” dengan mendalam. Dalam pemaparannya, Sulung menekankan bahwa kesuksesan berwirausaha tidak hanya ditentukan oleh modal finansial semata. 

“Banyak yang berpikir bisnis bisa sukses hanya dengan modal uang. Padahal, ada aset tidak berwujud (intangible assets) yang justru menjadi pondasi utama, seperti ide kreatif, pengetahuan bisnis, keterampilan manajemen, jaringan profesional, dan reputasi,” jelasnya. 

Dengan analogi yang gamblang, ia menggambarkan, “Seperti tunas kelapa yang harus membangun akar kuat terlebih dahulu sebelum bisa tumbuh tinggi dan berbuah lebat, seorang pengusaha juga perlu membangun pondasi intangible assets sebelum mengembangkan bisnisnya.” 

Dosen ProgramStudi Teknik Industri Unhasy itu, juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan masa kuliah sebagai “laboratorium kegagalan”. “Gagal kecil di kampus itu murah dan menjadi pembelajaran berharga. Manfaatkan masa ini untuk bereksperimen sehingga ketika lulus, Anda sudah siap menghadapi tantangan bisnis yang sesungguhnya,” pesannya. 

Istimewahnya, Gus Ipang Wahid yang kebetulan sedang meninjau Unhasy, ikut serta hadir, bahkan memberikan motivasi kepada para pengusaha muda Unhasy. Pengusaha di bidang periklanan  dan komunikasi politik itu pun menghadirkan nuansa berbeda dengan berbagi pengalaman praktis dan motivasi berwirausaha. Dengan gaya komunikasi yang santai namun penuh makna, Gus Ipang menyampaikan tiga pesan kunci. “Jangan Takut Gagal Dalam berwirausaha, jatuh itu sudah biasa. Saya sendiri pernah bangkrut tiga kali sebelum akhirnya bisa seperti sekarang. Yang penting adalah keberanian untuk bangkit dan mencoba lagi,” kisahnya. 

Selain itu pengusaha juga harus berkarya sesuai passion (minat).  “Jangan terjebak mindset bahwa entrepreneur harus di bidang tertentu. Apapun passion anda, apakah dosen, petani, seniman, atau programmer – bisa dikembangkan menjadi bisnis yang menguntungkan,” tegasnya. 

Ketiga, lanjut putra KH. Salahuddin Wahid itu, fokus entrepreneurship itu harus berorientasi untuk masa depan. “Berwirausaha bukan sekadar untuk bertahan hidup hari ini, tapi investasi untuk masa depan. Bangun bisnis yang sustainable dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat,” pesannya. 

Sekretaris PKKU Unhasy, Maskhurin Fajarina, M.Pd., dalam sesi penutupan menjelaskan berbagai program lanjutan yang telah disiapkan untuk mengoptimalkan peran PEGASUS. “Selain sharing session bulanan, kami akan mengadakan pelatihan kewirausahaan, pendampingan bisnis, hingga membantu akses permodalan. Laboratorium Kewirausahaan ini akan selalu terbuka untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan bisnisnya,” jelas pakar Bahasa Inggris yang juga pengusaha di bidang jasa pendidikan kursus itu.

Ia berpesan kepada para mahasiswa agar aktif berwirausaha dengan tetap memegang ajaran Islam, Qur’an dan Hadist, agar mendapatkan dunia dan akhirat. “Saat gagal ataupun sukses masih ingat dengan yang menciptakan kegagalan dan kesuksesan agar tetap stabil jiwanya saat gagal tidak stres dan segera bangkit, dan saat sukses tidak sombong,” pungkasnya.

Lebih lanjut, PKKU berencana mengadakan PEGASUS Business Expo pada akhir tahun sebagai wadah bagi anggota untuk memamerkan dan memasarkan produk bisnis mereka.  Acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta ini berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang hidup. Banyak mahasiswa yang antusias mendaftar sebagai anggota PEGASUS usai acara. (Abror/Humas Unhasy).