Bukti Kontribusi Nyata bagi Pelestarian Literasi Nasional
Humas Unhasy– Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat regional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhasy berhasil meraih Penghargaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Aktif Jawa Timur Tahun 2025. Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam acara puncak Pekan Literasi Jawa Timur 2025 yang digelar di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur Surabaya pada Selasa (20/05/2025).
Penghargaan ini bukan sekadar pengakuan simbolis, melainkan bukti konkret kontribusi UNHASY dalam pelestarian khazanah intelektual bangsa. Secara resmi, penghargaan ini diberikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, yang mewajibkan setiap penerbit, termasuk perguruan tinggi, untuk mendokumentasikan karya terbitannya ke perpustakaan nasional dan daerah.
“Penghargaan ini menunjukkan bahwa UNHASY tidak hanya produktif menghasilkan karya akademik, tetapi juga bertanggung jawab dalam mendokumentasikannya** untuk kepentingan generasi mendatang,” jelas Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhasy, Ir. Meriana Wahyu Nugroho, S.T., M.T. kepada Humas Unhasy pada Jumat (23/05/2025)
LPPM sebagai lembaga di Unhasy yang bertugas menerbitkan buku dan hasil penelitian, mewakili Unhasy untuk menerima langsung penghargaan itu dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Penghargaan diberikan dalam kategori “Penerbit Perguruan Tinggi Aktif”, dengan penilaian ketat oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusip) Provinsi Jawa Timur.
Ir. Meriana menjelaskan, beberapa indikator penilaian meliputi kuantitas Karya dilihat dari jumlah buku, jurnal, prosiding, dan laporan pengabdian yang diserahkan secara resmi. Selain itu juga dari kualitas dan kelengkapan, serta kesesuaian dengan standar ISBN/ISSN, metadata lengkap, dan format dokumentasi yang rapi. Selanjutnya juga karena dianggap konsistensi dan mengedepankan kontinuitas penyerahan karya dalam beberapa tahun terakhir, juga inovasi dokumentasi dengan mengupayakan digitalisasi dan kemudahan akses bagi publik. Hal ini sejalan dengan penggunakan website terintegrasi yang dijalankan LPPM dan Unhasy.

Selama periode penilaian, lanjutnya, LPPM Unhasy tercatat aktif menyerahkan puluhan karya cetak dan rekam setiap tahunnya, termasuk buku hasil penelitian dosen, jurnal ilmiah bereputasi, prosiding seminar nasional/internasional, dan karya rekam (audio-visual) berbasis budaya pesantren.
Ia menegaskan bahwa prestasi ini tidak datang instan. Sejak beberapa tahun terakhir, LPPM Unhasy telah membangun sistem dokumentasi terstruktur yang melibatkan Tim Editor dan Penerbitan serta memastikan setiap karya memenuhi standar ilmiah sebelum diserahkan. LPPM juga berkoordinasi dengan Perpusip Jatim dan Perpusnas untuk validasi data, di samping melakukan pengarsipan karya dalam format yang mudah diakses.
“Kami tidak hanya sekadar mengumpulkan dan menyerahkan, tapi juga memastikan setiap karya yang diserahkan memiliki nilai akademik tinggi dan relevan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Penghargaan ini memberikan beberapa dampak strategis, antara lain peningkatan reputasi akademik di mana Unhasy semakin diakui sebagai kampus yang peduli terhadap pelestarian literasi, tidak hanya di lingkungan pesantren tapi juga nasional. Unhasy juga memiliki peluang kolaborasi yang lebih luas dengan membuka pintu kerja sama dengan perpustakaan daerah, kampus lain, dan lembaga penelitian. Manfaat lainnya, yaitu aksesibilitas karya dosen & mahasiswa Unhasy semakin mudah diakses oleh peneliti lain, meningkatkan sitasi dan dampak keilmuan.
Namun, Ia memastikan, LPPM Unhasy tidak berpuas diri. Beberapa langkah strategis yang sedang dipersiapkan oleh tim, yaitu pengembangan portal arsip digital yang terintegrasi sistemnya dengan Perpusnas dan Perpusda untuk memudahkan penelusuran karya, sosialisasi ke kampus pesantren lain dalam rangka berbagi praktik baik agar lebih banyak perguruan tinggi berbasis pesantren terlibat dalam gerakan serah simpan, dan peningkatan kualitas penerbitan dengan memperbanyak karya yang terindeks Scopus/SINTA sekaligus tetap memenuhi kewajiban dokumentasi.
“Penghargaan ini adalah hasil kerja kolektif seluruh dosen, peneliti, dan mahasiswa Unhasy. Mari kita jadikan momen ini sebagai **pemicu untuk lebih giat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat,” seru Ir Meriana.
Ir. Meriana menyebutkan bahwa Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa penghargaan ini sejalan dengan visi Jawa Timur sebagai provinsi pelopor literasi.
“Kami apresiasi Unhasy dan semua penerbit yang telah berkontribusi. Literasi yang terdokumentasi dengan baik adalah pondasi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Rektor Unhasy, Prof. Dr. Haris Supratno. Prof Haris mengatakan bahwa, penghargaan ini menjadi bukti bahwa kampus pesantren seperti UNHASY tidak hanya unggul dalam keilmuan agama, tetapi juga dalam pengelolaan pengetahuan modern. “Dengan semangat”Dari Pesantren untuk Dunia” Unhasy siap terus berkontribusi bagi penguatan literasi Indonesia,” ungkap Prof. Haris dalam sambutannya di acara Unhasy Hijrah Menuju Izzah pada Sabtu (24/05/2025) di Aula lantai 3 Unhasy. (Abror/Humas Unhasy)