Humas Unhasy– Dalam rangka semarak dibulan Ramadhan, Universitas Hasyim Asy’ari sukses gelar acara buka bersama. Acara ini diadakan pada Ahad, (09/03/2025) yang berlokasi di lobi gedung C Unhasy. Buka bersama kali ini mengusung tema ‘Bersatu dalam Doa dan Cinta: Mewarisi Keteladanan Hadrotusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari’.
Segenap civitas akademika Unhasy turut diundang didalamnya. Acara ini dibuka dengan istighosah bersama yang dipimpin oleh KH. Mustaqim Askan, M.H.I., yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Hilya Fathma, mahasiswi PBI semester dua. Dilanjutkan dengan sambutan rektor Unhasy oleh Prof. Dr. H. Haris Supratno, sambutan Ketua Yayasan Unhasy oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, dan mauidhoh hasanah oleh KH. Abdul Hakim Machfudz,Pengasuh Pesantren Tebuireng
“Ibadah puasa ini bisa untuk mengobati penyakit hati kita seperti sombong, iri, dengki, tamak, fitnah, dan lain-lain. Mudah-mudahan dengan puasa ini penyakit hati kita bisa tekurangi,” terang Prof. Haris dalam sambutannya. Penyakit hati tersebut, menurutnya bisa terjadi karena manusia juga dikaruniai nafsu yang akan selalu berkobar dalam diri manusia saat manusia tidak punya benteng dan pedoman yang kuat.
Di sisi lain, Prof. Imam Suprayogo menyampaikan bahwa terdapat dua cara untuk menuju Unhasy yang lebih maju. “Yang pertama bersatu dan kedua banyak tirakat. Bersatu itu sulit sebab syarat maju yaitu bersatu,”. Hal ini menjadi sulit lantaran penyakit hati tidak ada penawarnya selain Tuhan yang mencabutnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, yang akrab disapa Gus Kikin, menyampaikan dukungannya perihal pentingnya persatuan. Menurutnya, persatuan ini yang memiliki makna mendalam terhadap perjuangan dan pertahanan kemerdekaan Indonesia.
“Saya teringat ketika saya menggantikan Gus Sholah untuk merawat Tebuireng. Saya terheran-heran, apa sebenarnya yang ditinggalkan Hadratussyaikh untuk Tebuireng,” terang Gus Kikin. Dalam penuturannya, ia ingin mengetahui lebih dalam tentang warisan yang ditinggalkan oleh Hadratussyaikh untuk Tebuireng. Sehingga Gus Kikin mulai membuka berbagai catatan dan kitab yang ditulis Sang Kiai.
Menariknya, ada sebuah tesis yang menceritakan tentang naskah Hadratusyaikh yang dikirimkan kepada Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi di Makkah pada tahun 1912. Tesis tersebut ditulis oleh salah satu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2020.
“Akhirnya setelah saya telusuri bagaimana sejarah Indonesia sampai ke proklamasi hanya satu yang menjadi kunci, yaitu karena terbentuknya ukhuwah Lantaran sesuai dengan Qonun Asasi, ukhuwah mendapatkan ridho dari Allah. Kesimpulannya, persatuan itu penting karena bisa menjangkau ridho Allah sehingga akan dimudahkan untuk mencapai tujuan,” pungkasnya. (Helvi/Humas Unhasy).